Setelah tiba di basecamp Desa Tepian Langsat, Kang Pindi mengenalkan kami pada sosok sederhana juru pelihara senior yang akan mendampingi kami berekspedisi di wilayah Gunung Gergaji kawasan Sangkulirang.
“Nah ini yang namanya Nek Tewet! Saya juga kaget diberi kejutan beliau bisa hadir menemani kita.”
Buka Kang Pindi seraya terus merangkul Nek Tewet, sembari haru bahagia tak menyangka sobat karib nya ini siap untuk menemani kegiatan kami.
Ohya, “Nek” merupakan bahasa Kutai Timur, panggilan untuk seorang pria yang dituakan.
Sebelumnya Kang Pindi menjelaskan bahwa Nek Tewet sudah jarang sekali aktif berkegiatan, sebab ada urusan keluarga yang mengharuskannya tinggal di kampung, selain faktor usia Nek Tewet yang sudah berkepala 7.
Beliau setia mendampingi Kang Pindi melakukan eksplorasi dan penelitian di kawasan Sangkulirang-Mangkalihat semenjak pertengahan tahun 90an. Hingga mereka menemukan kembali salah satu gua yang terdapat gambar cadas prasejarah berusia 40.000 tahun, yang pertama kali dilihat oleh Nek Tewet di tahun 1964. Untuk menghormatinya, gua tersebut diberi nama Gua Tewet, yang kini telah menjadi situs cagar budaya.
Walau memasuki usia senja, kelincahan Nek Tewet ketika memasuki lebat hutan, membantu mengarahkan kemudi perahu ketinting tak kalah dibanding para penerusnya.
Ketika menelusuri sungai dan beberapa gua, Nek Tewet tak segan membagi cerita dengan bahasa Kutai yang lalu diterjemahkan pada kami tentang kondisi kawasan ini dibanding beberapa dekade silam. Sesekali beliau meneruskan harapannya bahwa hutan di bentang alam karst disini agar selalu lestari dan selaras, tidak ada penebangan dan alih fungsi menjadi kawasan industri, supaya peran karst sebagai tangki air mampu terus memberi kehidupan kesejahteraan bagi sekitarnya.
Sejak awal kedatangan, lalu berpamitan, hingga dalam perjalanan kembali pulang, saya dan didi terkesima oleh bakti dan ketulusan Nek Tewet. Ketika berpelukan berpamitan, Nek Tewet tak hentinya mendoakan kesehatan pada kami.
Terima kasih Nek, terima kasih telah menemukan gambar cadas tertua dan terus menjaganya. Sehat selalu untukmu Nek Tewet sekeluarga dan sodara-sodara di Sangkulirang.