Taj Mahal Dibuka Umum Disaat Angka Covid19 Semakin Tinggi

berita pariwisata

Taj Mahal salah satu destinasi terbaik di negara India. Yang menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi bila ke India. Unik nya destinasi Taj Mahal akan dibuka kembali untuk umum. Sedangkan angka covid19 yang semakin tinggi di negara tersebut.

Taj Mahal dibuka lagi untuk pengunjung di hari Senin dalam pergerakan simbolik seperti umumnya. Bahkan juga saat India nampaknya mendahului AS sebagai pimpinan global dalam infeksi virus covid19 terbanyak di dunia.

India, tempat tinggal untuk 1,3 miliar orang dan kota-kota paling padat di dunia, sudah menulis lebih dari 5,4 juta kasus COVID. Sekitaran 100.000 infeksi baru dan lebih dari 1.000 kematian disampaikan tiap hari.

Tapi sesudah kuncian ketat di bulan Maret yang merusak mata pencarian beberapa puluh juta orang, Pertama Menteri Narendra Modi malas mengikuti beberapa negara lain dan mempererat kegiatan kembali.

Kebalikannya dalam beberapa bulan akhir, pemerintahnya sudah longgarkan semakin banyak limitasi terhitung di beberapa jalur kereta api, penerbangan lokal, pasar, restaurant – dan saat ini, berkunjung Taj Mahal.

Mausoleum marmer putih yang populer di dunia di kota Agra di selatan New Delhi ialah tempat rekreasi terpopuler di India. Umumnya menarik 7 juta pengunjung /tahun, tapi sudah ditutup semenjak Maret.

Beberapa petinggi menjelaskan jika saat dibuka lagi, ketentuan jarak sosial yang ketat bakal diterapkan dan jumlah pengunjung harian bakal terbatasi pada 5.000 – seperempat dari tingkat normal. Ticket cuman dapat diperoleh lewat cara online.

“Lingkaran sedang diikuti, kedok bakal jadi satu kewajiban dan enggak ada yang dapat masuk tanpa filtrasi termal,” Vasant Swarnkar, seorang arkeolog senior yang bertanggungjawab atas monumen Agra, menjelaskan ke reporter.

Tetapi pada tempat lain, khususnya di wilayah perdesaan di mana infeksi naik, bukti anekdot memperlihatkan jika dasar pemerintahan untuk menghindar virus seringkali diacuhkan dibanding dipatuhi.

“Aku berpikir, enggak cuman di India tapi di penjuru dunia, kecapekan dengan beberapa langkah berlebihan yang diambil untuk batasi perkembangan virus corona sedang terjadi,” kata Gautam Menon, profesor fisika dan biologi di Kampus Ashoka, yang memprediksi jika infeksi bakal terjadi. semakin meningkat sebagai hasilnya.

Banyak pakar menjelaskan jika walau India mengetes lebih satu juta orang setiap hari, ini masih belumlah cukup dan jumlah kasus sebetulnya kemungkinan lebih tinggi dibanding yang disampaikan dengan cara resmi.

Hal sama berlaku untuk kematian, yang sekarang ini capai lebih dari 86.000, dengan beberapa kematian enggak dicatat secara benar bahkan juga di saat normal di sebuah mekanisme perawatan kesehatan yang terburuk di dunia.

Tetapi ada banyak penampikan pada pembukaan Modi dari negara paling padat ke-2 di dunia, yang memandang ekonominya kontraksi nyaris seperempat di antara April dan Juni.

Sekolah ditujukan untuk dibuka lagi di hari Senin secara suka-rela untuk pelajar berumur 14 sampai 17 tahun, tapi banyak negara sisi India seperti Maharashtra dan Gujarat menjelaskan itu tetap terlampau awal.

“Kasus masih bertambah cepat aku tidak tahu bagaimana kita dapat kembali membuka lembaga pengajaran saat ini,” kata Menteri Pengajaran Benggala Barat Partha Chatterjee. Pada tempat lain sekolah menampik untuk buka atau orangtua siaga mengirimi anak-anak mereka.